Tuesday, May 14, 2013

TIGA KECAMATAN DI CIANJUR YANG BERPOTENSI TSUNAMI

Tiga wilayah kecamatan di selatan Kabupaten Cianjur masuk dalam kategori rawan bencana tsunami. Karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur terus berupaya menanggulangi potensi tsunami, satu di antaranya penyediaan alat pendeteksi dini dari pemerintah pusat.

Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Ahmad Syamsudin menyebutkan, tiga wilayah di Cianjur selatan yang merupakan rawan tsunami itu yakni Sindangbarang, Agrabinta, dan Cidaun. Tiga kecamatan itu berada di wilayah pesisir pantai selatan yang berhubungan langsung dengan Samudera Hindia.

"Kita terus melakukan upaya antisipasi penanggulangan tsunami. Selain alat pendeteksi dini tsunami, kita juga menyiapkan sebanyak 60 relawan mitigasi bencana tsunami. Relawan itu sengaja kita rekrut dari kalangan masyarakat yang nantinya akan ditempatkan di tiga kecamatan rawan potensi tsunami," kata Ahmad di ruang kerjanya, Selasa (14/5/2013).

Ahmad mengatakan, hasil pementaan (mapping) yang dilakukan belum lama ini, tiga kecamatan di selatan yang dikategorikan rawan tsunami, masuk zona merah bencana. Apalagi panjang bentangan pesisir pantai Cianjur selatan mencapai 75 kilometer sehingga sangat berpotensi terjadi tsunami ketika ada gempa berkekuatan sangat besar, di atas 6 skala richter.

"Makanya sangat perlu kita memiliki relawan mitigasi bencana tsunami. Upaya itu merupakan persiapan awal sebelum turunnya bantuan dari pemerintah pusat berupa alat deteksi dini tsunami yang akan dipasang di beberapa titik di bibir pantai sepanjang 75 kilometer," ujarnya.

Ahmad mengatakan, meskipun tsunami bisa terdeteksi, namun sumber penyebabnya yaitu gempa sulit terdeteksi dengan alat secanggih apapun. Untuk alat deteksi dini tsunami sendiri, kata Ahmad, lumayan mahal. Satu unit alatnya mencapai lebih kurang Rp5 miliar. 

"Makanya perlu juga dibantu dengan keberadaan relawan mitigasi bencana tsunami. Mereka telah dibekali dengan pelatihan skill sehingga bisa mampu mendeteksi bencana. Jika ada informasi gempa dari BMKG yang dikomunikasikan melalui ponsel maupun alat komunikasi lainnya, para relawan ini dalam keadaan waspada dan siaga," terangnya.

Para relawan tersebut akan langsung melakukan sosialisasi kepada masyarakat jika gempa yang terjadi berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah selatan. Hal itu dilakukan agar masyarakat segera melakukan evakuasi. Selain itu, mereka juga akan memandu masyarakat melakukan evakuasi secepatnya ke tempat yang teraman dari tsunami.

"Yang terpenting relawan ini memiliki jiwa sosial yang tinggi dan berbadan sehat. Mereka akan langsung menjalankan tugas tanpa meminta upah karena itu indikator kami merekrut mereka menjadi relawan mitigasi tsunami," katanya.

Dia menyebutkan, setidaknya dibutuhkan lima alat pendeteksi dini tsunami sebagai peringatan dini kepada warga yang tinggal di ketiga wilayah tersebut. Pihaknya juga akan membangun jalur evakuasi agar mempermudah masyarakat menyelamatkan diri dari terjangan ombak tsunami.

"Nanti kita juga akan mendirikan menara pengawas untuk mengetahui ketinggian ombak di sepanjang pantai yang ada di tiga kecamatan itu. Kami menunggu kepastian dari BPBD dan BNPB yang rencananya akan menggelontorkan dana sebesar Rp10 miliar," pungkasnya.

Sumber : 
http://www.inilahkoran.com


EmoticonEmoticon